Kamis, 30 September 2010

"Teroris" Dalam Pesawat di Bali

Kopassus melakukan beberapa rangkaian simulasi untuk mengamankan Bandara Ngurah Rai dari tindakan terorisme. Latihan tersebut melibatkan 50 orang personil yang berasal dari Kopassus dan 20 orang pasukan khusus Australia. Pemilihan tempat yang dilakukan di Bali karena menurut mereka Bali masih menjadi tujuan wisata bagi warga Australia.

‘Teroris’ menyandera sejumlah penumpang pesawat termasuk warga asing di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Selasa 28 September 2010. Mereka menuntut agar rekan-rekan mereka yang ditahan dengan tuduhan terlibat aksi teror dibebaskan dalam batas waktu dua kali 24 jam.

“Mereka juga meminta dikirim dukungan logistik, obat-obatan, dan pilot cadangan untuk melarikan diri ke luar negeri dan minta aksinya disiarkan ke media,” kata Kapten Kopassus, Letnan Kolonel Infanteri Teguh Mujiangkasa, Senin 27 September 2010, dalam gelar pers di kantor Gubernur Bali.

Menghadapi peristiwa tersebut, Panglima TNI segera memerintahkan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) untuk membebaskan sandera, dan menguasai Bandara Ngurah Rai kembali.

Rangkaian peristiwa di atas merupakan simulasi latihan Kopassus yang bekerjasama dengan Pasukan Khusus Australia, Special Air Service Regiment (SARS). Mengapa Bali dipilih? Karena Pulau Dewata masih merupakan tujuan wisata warga Australia.

“Latihan ini bertajuk ‘Dawan Komodo-10′, dengan melibatkan 50 personel dari Kopassus dan 20 personel dari pasukan khusus Australia,” kata Teguh.

Latihan Bersama Dawan Komodo merupakan latikan bersama antara Kopassus dan Pasukan Khusus Australia yang diselenggarakan rutin setiap tahun. Lokasi pelaksanaan latihan secara bergantian antara dua negara.

Latihan bersama dengan pasukan khusus Australia ini juga didukung sejumlah peralatan seperti pesawat helikopter, puluhan motor trail, dan sejumlah kendaraan tempur.

“Dengan latihan ini kami berharap tim kami selalu siap siaga untuk menanggulangi setiap bentuk ancaman gangguan teror apapun,” ujarnya.

Sebelumnya, latihan ini juga dilaksanakan di Pusat Pendidikan Kopassus (Pusdikopassus) Batujajar Bandung sejak 19 September lalu. Latihan saat itu menitik beratkan pada materi penanggulangan teror dan pemanfaatan itelijen untuk mendukung penanggulangan teror. (Vivanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar