Jumat, 22 Oktober 2010

PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN


Partisipasi orang tua merupakan keterlibatan orang tua secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik membangun, dukungan, dan pelaksanaan pendidikan, atau dalam kata lain menurut E. Mulyasa :
Dalam kontek MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), partisipasi orang tua sangat diperlu-kan, karena sekolah merupakan partner orang tua dalam mengantarkan cita-cita dan membentuk pribadi peserta didik:. (Enco Mulyasa : 2003 : 167)
Lebih lanjut dari uraian E. Mulyasa tersebut diatas, penyusun kemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah, antara lain :
1.      Menciptakan budaya belajar di rumah. Pada jam-jam belajar, orang tua sebaiknya juga ikut belajar, misalnya membaca tafsir atau ayat-ayat suci Al Quran, membaca majalah, menulis puisi, dan menulis program kerja, sehingga tercipta budaya belajar.
2.      Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah. Jika banyak kegiatan yang harus dilakukan anak, maka utamakan yang terkait dengan tugas pembelajaran.
3.      Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun ektrakurikuler.
4.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar.
5.      Menciptakan situasi yang demokratis di rumah, agar terjadi tukar pendapat dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.
6.      Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya.
7.      Menyediakan sarana belajar yang memadai, sesuai dengan kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.
Mengingat bahwa salah satu kunci sukses sekolah dalam menggalang partisipasi orang tua adalah menjalin hubungan yang harmonis, maka perlu diprogramkan beberapa hal sebagai berikut :
  1. Melibatkan orang tua secara proporsional dan propesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sekolah, dan life skill (kecakapan/bekal hidup).
  2. Menjalin komunikasi secara intensif. Secara proaktif sekolah menghubungi orang tua peserta didik dengan cara sebagai berikut :
a.       Mengucapkan selamat dan bergabung dengan sekolah dan dewan pendidikan serta komite sekolah bagi orang tua peserta didik baru, setelah itu perlu dilakukan perkenalan dan orientasi singkat agar mereka mengetahui sekolah dengan berbagai program dan aktivitasnya.
b.      Mengadakan rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga rapat dapat efektif dan orang tua dapat saling kenal.
c.       Mengirimkan berita tentang sekolah secara periodic, sehingga orang tua mengetahui program dan perkembangan sekolah.
d.      Membagikan daftar tenaga kependidikan secara lengkap termasuk alamat, nomor telepon, dan tugas pokok sehingga orang tua dapat berhubungan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
e.       Mengundang orang tua dalam rangka mengembangkan kreatifitas dan prestasi peserta didik.
f.        Mengadakan kunjungan rumah untuk memecahkan masalah dan mengembangkan pribadi peserta didik.
g.       Mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab antara sekolah dengan orang tua dalam pembinaan peserta didik, terdiri dari :
1)      Melibatkan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar nasional, keagamaan, dan pentas seni. Pelibatan orang tua disesuaikan dengan hobi, kemampuan, dan pekerjaan mereka dengan program dan kegiatan yang akan dilakukan sekolah.
2)      Melibatkan orang tua dalam mengambil berbagai keputusan, agar mereka merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya.
3)      Mendorong guru untuk mendayagunakan orang tua sebagai sumber belajar dan menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
Untuk merealisasikan program di atas dan mendorong partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah, Kepala sekolah harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Mengindentifikasi kebutuhan sekolah dan partisipasi orang tua dalam program dan kegiatan sekolah. Upayakan untuk melibatkan guru, tenaga kependidikan, dan wakil dewan pendidikan serta komite sekolah dalam identifikasi tersebut.
  2. Menyusun tugas-tugas yang dapat dilakukan bersama dengan orang tua secara fleksibel.
  3. Membantu guru mengembangkan program pelibatan orang tua dalam berbagai aktivitas sekolah dan pembelajaran.
  4. Mengimpormasikan secara luas program sekolah, dan membuka peluang bagi orang tua untuk melibatkan diri dalam program tersebut.
  5. Mengundang orang tua untuk menjadi relawan dalam berbagai aktivitas sekolah.
  6. Memberi penghargaan secara proporsional dan professional terhadap keterlibatan orang tua dalam berbagai program dan kegiatan sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar