Senin, 08 November 2010


Merapi kembali meletus pada Sabtu dini hari tadi, 30/10/2010, dan letusan itu merupakan yang paling dahsyat. Letusan Gunung Merapi itu sangat keras terdengar hingga memekakan telinga. Suasana yang gelap menambah kengerian bencana alam tersebut, adapun kronologi letusan Merapi pagi tadi.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menggambarkan situasi tadi malam dengan dua kata: seram dan panik.
“Tinggi asap 3,5 kilometer, warna hitam. Masyarakat panik karena Merapi tak pernah bikin petasan sebesar itu,” kata Surono.
Dalam laporan aktivitas Merapi, Surono menjelaskan, telah terjadi letusan berupa awan panas besar berdurasi maksimum 22 menit. “Berdasarkan hasil pemantauan instrumental, dan visual, sampai dengan pukul 03:00 WIB menunjukkan aktivitas vulkanik masih tinggi,” kata Surono.
Ditambahkan dia, sampai saat ini, status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat ‘awas’ (level 4).
Berikut kronologinya:
29 Oktober 2010
- Pukul 19:23, 20:20, 21:40 WIB terjadi awan panas kecil-sedang arah ke Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Krasak.
30 Oktober 2010
- Pukul 00:16 WIB terjadi awan panas besar dengan durasi 7 menit ke arah K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
- Pukul 00:35 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 22 menit ke arah K. Gendol, K. Kuning, K. Krasak, K. Boyong.
- Pukul 00:50 WIB terjadi ledakan di puncak. Bola api dan letusan vertikal mencapai radius 2 km, tampak dari Pos Selo, Jrakah, Ngepos, dan Kaliurang. Ketinggian asap mencapai 3,5 km. Getaran letusan dapat dirasakan oleh penduduk yang berada dalam radius 12 km (Desa Srumbung di Barat Daya Gunung Merapi).
- Hujan pasir mencapai radius 10 km hingga Desa Hargobinangun, sedangkan hujan abu dilaporkan terjadi di Desa Krasak Kabupaten Bantul.
***
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana meminta agar daerah rawan bencana III, khususnya di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam jarak radius 10 kilometer, dikosongkan.
Penduduk Sleman, Yogyakarta, serta Magelang dan Klaten di Jawa Tengah yang tinggal dekat dengan Merapi diminta mengungsi di daerah-daerah aman.
“Masyarakat diminta tidak panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi,” Surono mengimbau. “Tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.” (Vivanews.com)